Selasa, 19 Januari 2010

Apakah itu Kader ?

pertanyaan : apakah itu kader ? kita harusmenyatakan bahwa seorang kader adalah seorang individu yang telah mencapai perkembangan politik yang cukup mampu menafsirkan petunjuk-petunjuk yang lebih besar berasal dari kekuasaan pusat menjadikanya sebagai miliknyadan memegangnya sebagai suatu orientasi ke massa ; seseorang yang pada saat yang sama harus juga mampu menafsirkan isyarat-isyarat yang dimunculkan oleh massa mengenai keinginan-keinginan dan motivasi mereka yang paling dalam.

Seorang kader adalah seorang yang memiliki disiplin ideologis dan administratif, yang mengetahui dan mempraktekkan sentralisme-demokrasi dan yang mengetahui bagaimana mempraktekkan azas diskusi kolektif dan pengambilan keputusan serta tanggung jawabnya masing-masing. Ia adalah seorang individu yang telah terbukti kesetiaannya, yang keberanian lahiriah dan moralnya telah berkembang seiring dengan perkembangan ideologisnya, yang dengan demikian ia selalu berkeinginan untuk menghadapi setiap perdebatan dan bahkan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kejayaan revolusi. Sebagai tambahan, ia juga seorang individu yang dapat berfikir berdikari, yang mampu membuat keputusan-keputusan yang diperlukan dan melakukap prakarsa kreatif yang tidak bertentangan dengan disiplin.

Karenanya, kader adalah seorang pencipta, seorang pemimpin yang berpendirian kukuh, seorang teknisi dengan tingkat politik yang baik, yang memegang prinsip dialektika untuk memajukan sektor produksinya, atau mengembangkan massa dari posisi kepemimpinan politiknya.

Manusia teladan ini, yang dari luar nampak seolah-olah tingkat kebajikannya itu sulit dicapai, ternyata hadir diantara rakyat Kuba, dan kita menemuinya tiap hari. Hal yang pokok sebetulnya adalah mengambil manfaat dari setiap peluang yang ada guna mengembangkan mereka semaksimal mungkin, untuk mendidiknya, untuk menarik manfaat yang paling besar dari setiap kader dan mengalihkannya menjadi nilai tertinggi bagi kepentingan bangsa.

Pengembangan saorang kader dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas setiap hari. Selain itu, tugas-tugas itu harus dijalankan secara sistematik, di dalam sekolah-sekolah khusus, diajar oleh pengajar yang kompeten--yang memberikan teladan bagi murid-muridnya--akan mendorong kemajuan ideologis yang paling pesat .

Dalam sebuah sistem yang sedang mulai membangun sosialisme, jelas kader harus maju secara politik. Selain itu, bila kita mempertimbangkan perkembangan politiknya, kita tidak hanya memperhitungkan teori Marxist. Kita harus juga menuntut tanggungjawab dari individu terhadap tindakan-tindakannya, sebuah disiplin yang mengendalikan setiap kelemahan dan yang tidak menghambat lahirnya prakarsa Dan kita harus mgnuntut kekhusukkannya yang terus-menerus terhadap semua masalah-masalah revolusi. Untuk dapat mengembangkan seorang kader, kita harus memulai dengan menegakkan prinsip seleksi diantara massa. Di sana lah kita menemukan individu-individu yang berkembang, yang diuji oleh pengorbanan atau yang baru mulai menunjukkan kepeduliannya dan menugaskan mereka ke tempat-tempat belajar khusus ; atau bila belum ada sekolah-sekolah sedemikian, berikan mereka tanggung jawab yang lebih sehingga mereka teruji dalam kerja praktek.

http://www.marxists.org/indonesia/archive/guevara/1962-Kader.htm

Aktivis yang Tidak Aktif

Pantaskah Merelakan Akademik demi Menjadi Aktivis ??

Bila anda tidak membaca tulisan ini dengan benar maka anda akan melihat suatu kontradiksi antara tulisan ini dengan tulisan saya yang sebelumnya. Saya menulis tulisan ini karena saya melihat adanya suatu fenomena yang sudah biasa terlihat dalam dunia kemahasiswaan, yaitu mahasiswa yang menjadi aktivis kebanyakan adalah mahasiswa yang kurang berprestasi dalam akademisnya.

Sebenarnya perlu diteliti kembali mengenai berbagai motif dan semangat mahasiswa saat memutuskan aktif berorganisasi dalam sebuah wadah di luar keprofesiannya. Terlebih lagi ketika kegiatan organisasi tersebut (yang tak berhubungan dengan keprofesinya) memakan cukup banyak waktu melebihi waktunya untuk menunaikan tanggung jawab menyelesaikan studinya. Bisa saja mahasiswa mengikuti sebuah organisasi dan menjadi aktivis karena dia merasa tidak menemukan suatu kebanggaan akan bidang studi dan keprofesian yang ditekuninya. Mereka mungkin menemukan sebuah ketidakpuasan saat belajar di ruang kuliah, lalu mereka berusaha mencari sebuah bentuk eksistensi di lingkungan lain. Hal tersebut akan menimbulkan sebuah ketidakfokusan dan ketidakseimbangan dalam menjalani hidup mereka sebagai mahasiswa.

Saya kadang merasa kasihan saat melihat beberapa teman saya tertidur kelelahan di ruang kuliah saat dosen mengajar di depannya, terlebih saat menanyakan alasan kenapa mereka bisa kelelahan, beberapa menjawab karena semalaman mereka rapat KM (BEM-nya ITB), menyelesaikan LPJ, membuat SOP, membahas kaderisasi, dan jawaban lain sebagainya. Saya tidak mempermasalahkan apakah nantinya mereka mengerti akan materi kuliah yang diajarkan, namun tindakan seperti itu menurut saya cukup mencerminkan bahwa tidak adanya keseimbangan dalam diri mereka sebagai mahasiswa. Terlebih saya berpendapat bahwa bila seorang mahasiswa sampai tega mengorbankan akademisnya demi mengurus hal-hal lain, maka orang tersebut tidak pantas menjadi aktivis bahkan tidak pantas menjadi mahasiwa.

Jangan Jadikan Keaktifan di Luar Kuliah Sebagai Penghambat Akademis !!

Di tulisan saya sebelumnya, saya pernah menulis bahwa “jangan jadikan akademis sebagai alasan untuk bersikap apatis sebagai mahasiswa”. Kini pernyataan tersebut saya rasa kurang lengkap dan harus ditambah dengan ” Jangan jadikan hal-hal di luar kuliah sebagai penghambat meraih prestasi akademis”. Sudah seharusnya kita sadar bahwa suatu saat nanti kita akan lulus sebagai seorang sarjana dalam keprofesian kita masing-masing bukannya sebagai sarjana unit kesenian, keagamaan, ataupun kajian dan pengabdian masyarakat.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya bisa menjadi seorang aktivis dengan prestasi akademis yang membanggakan ?? Saya kira sangat banyak di luar sana yang telah sukses menjadi orang seperti itu. Intinya adalah kita harus pandai mengukur kemampuan diri sendiri. Bila kalian termasuk orang yang dikaruniai otak cerdas (sekali buka buku langsung mengerti), maka kalian tentunya memiliki banyak waktu senggang untuk beraktivitas lainnya, namun bila kalian merasa memiliki kemampuan biasa-biasa saja (bahkan cenderung belet seperti saya :D ) maka kalian seharusnya sadar diri untuk berusaha lebih keras dalam menyelesaikan studi kalian.

Permasalahannya adalah akademis itu bersifat mutlak dan parametris. Rektorat bisa dengan mudah men-drop out mahasiswanya yang memiliki nilai buruk, namun tak akan ada hukuman apapun kepada para mahasiswa yang bersikap apatis. Hal inilah sudah seharusnya dipahami oleh setiap mahasiswa dan jadikanlah sebagai sebuah tantangan yang diselesaikan dengan “elegan” bukannya nekat atau bodoh.

Saya sangat menghargai bahkan mengagumi para teman-teman mahasiswa yang mampu menjadi seorang aktivis di luar bidang kuliahnya serta berprestasi dalam akademisnya. Saya pun hingga saat ini sedang berusaha untuk menjadi orang seperti itu walaupun nampaknya masih jauh…

Entry Filed under: ITB, Manusia, Nasionalisme, kuliah, pengalaman pribadi, sosial. Tag: aktif, aktivis, apatis, ITB, kampus, KM, mahasiswa.

copy from http://geowana.wordpress.com/2008/11/30/aktivis-yang-tidak-aktif/

Kaderisasi Siapa yang Butuh

Kaderisasi, khususnya di lingkungan kampus, nampaknya kembali menjadi perhatian banyak orang. Yap, setelah kasus yang menimpa salahsatu himpunan program studi di Institut Teknologi Bandung beberapa waktu silam.

Banyak orang angkat bicara, mulai dari tingkat mentri, rektor, dosen, mahasiswa, bahkan mahasiswa yang baru masuk. Pandangan mereka beragam mengenai masalah kaderisasi kampus ini. Ada pihak yang menyatakan mengecam (bahkan anti) terhadap segala jenis kaderisasi, ada juga yang tetap mendukung kaderisasi didasarkan kepada manfaat yang bisa diambil dari proses tersebut.

Baik, sebelum kita bicara lebih jauh mengenai kaderisasi, sebenarnya apa sih kaderisasi itu ? Nampaknya (bukan suudzon nih…) orang-orang masih memandang kaderisasi itu sebagai sesuatu yang tabu, kekerasan, senioritas, penyiksaan, dan lain sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaderisasi adalah pengaderan, dan arti dari kader adalah “orang yang diharapkan memegang peran penting di pemerintahan, partai, dsb”. Pengertian ini menurut saya terlalu konvensional dan kaku, karena bila pengertian kaderisasi seperti yang diungkapkan di atas, maka seolah-olah kaderisasi itu adalah sesuatu hal yang eksklusif, karena tak semua orang tentunya dapat memegang suatu peranan penting dalam suatu perkumpulan/organisasi. Selanjutnya adalah dasar dari seseorang menjalankan kaderisasi dan atau menjadi kader juga tidak tergambar dengan jelas.

Kaderisasi dan Beli Mobil Bekas

Secara sederhana, menurut saya salah satu analogi sederhana dari kaderisasi adalah saat seseorang membeli mobil bekas (second hand). Saat pihak A membeli mobil dari pihak B, dan ijab-kabul sudah terjadi maka resmilah mobil itu menjadi milik pihak A. Akan tetapi si pihak B tidak langsung lepas tangan begitu saja, dia menjelaskan tentang berbagai cara merawat mobil tersebut, misalnya jenis bahan bakar dan oli yang dipakai. Kenapa pihak B menjelaskan hal tersebut? Hal tersebut bisa disebabkan pihak B sayang terhadap mobil tersebut sehingga dia berharap pemilik selanjutnya dapat menjaga mobil itu dengan baik. Atau bisa juga pihak B ingin agar reputasinya sebagai penjual mobil tetap terjaga.

Walaupun sedikit memaksakan :D , tetapi analogi di atas sedikitnya sudah bisa menggambarkan dengan lebih jelas mengenai motif seseorang melakukan kaderisasi dan atau menjadi kader. Menurut saya seharusnya kaderisasi itu dilakukan atas dasar kecintaan kita terhadap suatu perkumpulan atau organisasi yang bersangkutan. Kaderisasi, yang saya amati saat ini terlalu banyak irisannya dengan apa yang dinamakan pendidikan, pelatihan, dan lain semacamnya. Irisannya yang paling ketara adalah misalnya kaderisasi kampus yang bertujuan untuk menghasilkan output yang diharapkan, sepertnya hal ini lebih tepat disebut sebagai pendidikan kampus, atau apa lah.

Kaderisasi, bila didasarkan pada tujuan untuk menghasilkan output yang berkualitas, tampaknya sedikit terkesan janggal karena tidak jelas apa keuntungan yang bisa diperoleh para pengkader. Kalau mau kasarnya sih, “buat apa para pengkader susah-susah mengkader anak orang kalau dia sendiri sebenarnya tak mendapat untung apa-apa ??”. Maka dari itu saya berpendapat bahwa dasar dari suatu kaderisasi seharusnya bermula dari kecintaan para pengkadernya akan organisasi yang diikutinya. Setidaknya bila frame tersebut dipakai maka keuntungan yang bisa diperoleh adalah :

1. Interaksi yang lebih harmonis antara kader dan pengkader, dimana para pengkader akan menganggap kader-kader di hadapan mereka adalah sebagai masa depan organisasi yang dicintainya.
2. Para pengkader akan dituntut memiliki kualitas yang cukup sebagai pengkader. Karena kaderisasi ini berdasarkan atas kecintaan terhadap organisasi maka kaderisasi tak mungkin bisa dilaksanakan sebelum para pengkadernya mampu memenuhi kualifikasi yang sesuai.

Kaderisasi akan lebih bermakna bila manfaatnya bisa diterima secara dua arah, baik oleh kader maupun oleh pengkadernya. Pengkader akan merasa puas bila kader-kader hasil didikannya ternyata bisa dipercaya untuk menjalankan organisasi disaat mereka sudah tidak aktif lagi di sana. Mereka akan merasa bangga bahwa organisasi yang dulu pernah mereka ikuti ternyata bisa berubah menjadi organisasi yang besar, kuat, dan berkarakter tidak lain karena orang-orang yang menjalankannya adalah yang dulu sempat dikader oleh mereka.

Lalu untuk para calon kader sendiri sebenarnya mengikuti kaderisasi adalah sebuah pilihan, bukan kewajiban atau larangan. Karena secara kasarnya, kaderisasi adalah sebuah “tawaran kontrak kerja” dari suatu organisasi yang mengadakannya. Seperti layaknya sebuah kontrak kerja maka disana akan tercantum berbagai kewajiban dan hak yang diperoleh bila kontrak tersebut telah tersetujui. Namun disinilah sebenarnya letak pertempuran berbagai ego manusia, ada yang menganggap bahwa kehidupan kampus sambil berorganisasi itu penting dan ada juga yang menganggapnya tidak penting, buang-buang waktu. Secara sadar atau tidak sebenarnya perasaan itu adalah momentum awal dimulainya sebuah kaderisasi.

Pilihan ada di tangan masing-masing individu. Namun perlu diingat bahwa perubahan tidak akan terjadi sebelum kita sendiri berusaha untuk membuat perubahan tersebut.

Terima Kasih

diambil dari http://geowana.wordpress.com/2009/04/25/kaderisasi-siapa-yang-butuh/

Senin, 18 Januari 2010

Prayer of Love

Allah...
Saat aku menyukai hamba-Mu, ingatkan aku bahwa akan ada sebuah akhir,
Sehingga aku tetap bersama dengan yang tak pernah berakhir

Allah...
Ketika aku merindukan seorang kekasih, rindukanlah aku dengan seseorang yang mencinta-Mu,
agar kerinduanku pada-Mu semakin menjadi

Allah...
Jika aku mencintai seseorang, temukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu,
agar bertambah kuat cintaku pada-Mu

Allah...
Ketika aku sedang jatuh cinta, jagalah hatiku agar tak melebihi cintaku pada-Mu

Allah...
Ketika aku berucap "Aku cinta pada-Mu", biarlah aku katakan kepada hatinya yang bertaut kepada-Mu,
agar aku tak jatuh dalam hati yang bukan karena-Mu.

Minggu, 17 Januari 2010

Cinta Tidak Pernah Meminta

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.

Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !

Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka

Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)

anonymous

Persembahanku Untuk Wanita

Pagi ini, 22 Januari 2008 aku menerima sms dari seorang teman baikku. Seorang wanita. Sms tersebut menyebutkan bahwa dia menyukai seorang pria yang wajahnya cukup di kenal di televisi belakangan ini. Kebetulan aku cukup kenal dengan presenter muda berbakat itu dan kami sesekali sms-an saling menanyakan kabar masing-masing. Kepada temanku itu aku berkata, “Sangat manusiawi hehehe… Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun belum kamu mesti bersaing dengan ratusan wanita yang mungkin memiliki rasa yang sama. Coba aja..”

Sejujurnya, aku sudah sering mendengar teman-teman wanitaku sharing dia menyukai pria ini, pria itu dan …entah siapa lagi selanjutnya. Bahkan aku pernah membaca blog seorang wanita yang aku kenal baik, di dalamnya ia menulis bagaimana ia suka dengan seorang pria dan sangat berharap dapat menjadi kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna yang belum tentu tahu apa yang ia rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan. Kasihan…
Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun, tentunya aku memiliki banyak teman, pria dan wanita yang sebaya denganku. Kalaupun di bawah atau di atas, usianya tidak jauh-jauh dari angka tersebut.

Aku coba untuk merenung, kenapa beberapa—bahkan mungkin banyak—teman wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal setahuku, bagaimanapun minus-nya seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali “ditembak” pria, dengan kalimat ini, “Aku menyukaimu” atau “Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?”. Kenapa aku bisa begitu yakin? Mari aku ceritakan:
Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi yang menayangkan acara Solusi di salah satu stasiun televisi swasta itu, banyak kisah nyata mirip Cinderella yang aku temukan. Ini benar-benar nyata! So real!! Bukan sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si buruk rupa” dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan “pangeran” yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah.

Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.

Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang aku sebutkan diatas, bagaimana mungkin kalau teman-teman wanita ku itu belum bisa menemukan “sang pangeran cinta”? Busyetttttt! !!! Kalau mau banding-bandingan, teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang cantik, dengan fisik yang nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.
Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya:

Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang sama, 12. Sebut saja hal apa lagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih dahulu dalam hal cinta. Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak di desain untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria di lamar oleh wanita, aku sangat tidak berminat membahasnya. Dan sampai hari aku masih menganggapnya sebuah keanehan. Aneh!!!! Namun aku menghormatinya.
Aku suka kata-kata ini: Cowok menang milih, cewek menang nolak!!!

Kedengarannya win-win solution. Ya… bisa begitu. Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang hatinya memang “jatuh”. Toh, sampai hari ini jumlah cewek di dunia ini jauhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari cowok. Di Batam, para wanita bahkan sering bertengkar memperebutkan pria, karena komposisi antara wanita dan pria di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah wanitanya jauhhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.
Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua, pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau kesekian kalinya atau kedua, tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Toh, jumlah wanita jauhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak. Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi. Sampai dapat! “Emang cewek elo doang??” . Pikiran seperti itu ada kadang di sana .
Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak hehhee… Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.
Pria dan wanita sama-sama didesain untuk menjadi pemenang. Menang! Cowok menang milih, cewek menang nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih…maka berarti cowok menang nolak!
Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula cowok didesain lebih banyak “bermain” pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak cowok setelah “menang” milih cowok yang mana aja???
Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini kepada para wanita, khususnya.

Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat denganku, yang aku ketahui sangat bahagia. Pertama adalah ibuku sendiri. Ya, mama. Ibuku melepaskan masa gadisnya ketika usianya 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria tampan berumur 32 tahun dengan tubuh proposional. Ketika pertama kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Padahal saat itu, seorang wanita sedang tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia ingin memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun wanita itu memaksanya. Ayahku pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu. Kepada ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada tahun 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu ibuku. Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkawinan mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.
Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya. Adik perempuanku yang manis itu. Di usianya yang 26 tahun seorang pria yang sangat mencintainya dan telah setia menunggunya selama 6 tahun, menyatakan keinginannya untuk menghabiskan waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun yang lalu, adikku tidak meresponinya, namun akhirnya ia luluh juga. Kali ini adikku tahu kuncinya: bahwa wanita didesain untuk DICINTAI dan bukan memulai untuk mencintai. Sebelumnya, aku tahu adikku berharap dapat menjalani hubungan dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun pria itu ternyata tidak sepenuh hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia harus melupakan pria itu dan memberi kesempatan untuk yang lain. Hari ini adikku, diperlakukan bak ratu oleh kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan hubungan mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin baik, hari ke hari. Aku pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini. Karena seorang pria datang kepadanya dan mencintainya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif dan sangat mencintai seorang pria dan akhirnya memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Muka mereka menjadi begitu kusut dan tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena tidak ‘disirami’ cinta suaminya. Karena sekali lagi, suaminya punya cinta yang lain.

Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.
Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada tulalit atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menaklukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah.

Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset untuk hal ini, wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang pura-pura jatuh cintanya kepadanya.
Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura-pura. Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.
Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah sangat mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah memiliki anak dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara materi. Tetapi aku pasti membuatnya menderita karena kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang lain. Dan itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai kepada pernikahan, mau tidak mau kita harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar. Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu sendiri punya cinta yang lain. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria. Itu pria yang licik dan pengecut.

Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Mungkin ia sudah datang, tetapi Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk “menang nolak”. Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria.
Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku. “Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya.” Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.
Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab, “Ya”. Aku hanya mengatakan, “Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya.” Siapa tahu, ini cinta sejatimu?

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi… Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak ratu setiap hari.
Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan, hai para wanita, bersiap-siaplah seorang pangeran cinta datang kepadamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya? atau “berpikirlah dua kali untuk berkata ‘tidak’”, karena siapa tahu ini orang yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini, “Aku mencintaimu walaupun…..”
Tulisan ini aku dedikasikan untuk para wanita – Ciptaan Terindah -

Anonymous