Rabu, 26 Januari 2011

Dipertemuan RASA

mengecup mega, menawan dilembut gurat membiru langit

didiam roman yang tenang, kau remang

senja, tak taukah diammu memanggilku

memaksaku memeluk rasamu..

membisikan sesuatu ketelingamu,

aku rindu senyummu...



_

Rindu lama tertinggal di batas asa beningnya jiwa

dipadam rasa,

semu asa fatamorgana

maya.. nabula rasa



_

kegundahan apa yang kau rasa ada

tak kah angin menyampaikan bisik rinduku

mengalunkan kidung-kidung rerayu untukmu

mengulumkan senyum tulus mengasihimu

mendekatlah...

bersandarlah..

dengarkan nada detak rerinduku

yang tak lelah menyebut abjadmu

disini..

mega..bersandarlah,

dada ini milikmu



_

angin itu dingin

menusuk tulang di gigil yang tak mampu kutahan

di lelah,

ku terhadang..

sabarku dipertaruhan

hadapi adam lupakan daratan

dirayu rindu, kalimat rindu kurasa kelu



aku hanyalah rasa

hawa yang tercipta dari tulang rusuk salah satu diantara mereka...

dan kidungmu, rerayumu hanyalah semu.

berbalur palsu angkaranya nafsu...



_

dipintu mana lagi harus kuketuk

merajuk meminta menyuguhkan luruhnya rasa

menyudutkan lutut melirihkan suasa,

mengecup harum, di hasta jejari mega kucinta



mega, aku mencinta

sebagai_mu bidari rasa



_

Luruh sudah bebenteng jiwa

Di luas bening telaga rasa,

kurasa tulus uluran cinta



rentangkan sayapmu

dekap aku dalam rindumu



biarkan Tuhan melukiskan

kidung cinta seindah setia Adam dan Hawa

dibahagia kita atas nama Cinta, hanya kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar