mengecup mega, menawan dilembut gurat membiru langit
didiam roman yang tenang, kau remang
senja, tak taukah diammu memanggilku
memaksaku memeluk rasamu..
membisikan sesuatu ketelingamu,
aku rindu senyummu...
_
Rindu lama tertinggal di batas asa beningnya jiwa
dipadam rasa,
semu asa fatamorgana
maya.. nabula rasa
_
kegundahan apa yang kau rasa ada
tak kah angin menyampaikan bisik rinduku
mengalunkan kidung-kidung rerayu untukmu
mengulumkan senyum tulus mengasihimu
mendekatlah...
bersandarlah..
dengarkan nada detak rerinduku
yang tak lelah menyebut abjadmu
disini..
mega..bersandarlah,
dada ini milikmu
_
angin itu dingin
menusuk tulang di gigil yang tak mampu kutahan
di lelah,
ku terhadang..
sabarku dipertaruhan
hadapi adam lupakan daratan
dirayu rindu, kalimat rindu kurasa kelu
aku hanyalah rasa
hawa yang tercipta dari tulang rusuk salah satu diantara mereka...
dan kidungmu, rerayumu hanyalah semu.
berbalur palsu angkaranya nafsu...
_
dipintu mana lagi harus kuketuk
merajuk meminta menyuguhkan luruhnya rasa
menyudutkan lutut melirihkan suasa,
mengecup harum, di hasta jejari mega kucinta
mega, aku mencinta
sebagai_mu bidari rasa
_
Luruh sudah bebenteng jiwa
Di luas bening telaga rasa,
kurasa tulus uluran cinta
rentangkan sayapmu
dekap aku dalam rindumu
biarkan Tuhan melukiskan
kidung cinta seindah setia Adam dan Hawa
dibahagia kita atas nama Cinta, hanya kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar